Mengenal Bara: Sebuah Wawancara dengan Bukune
Mengenal
Bara, Penulis yang Produktif
Menghasilkan Karya
Menghasilkan Karya
Sebuah Wawancara dengan Bukune
Berdasarkan
obrolan santai Bukune via e-mail, menurut cowok kelahiran Pontianak, 24
tahun silam ini, cerita bertema cinta relatif lebih mudah untuk ditulis
ketimbang genre lainnya. Tidak hanya itu, menurutnya, cerita bertema cinta
memiliki pembaca dari berbagai segmen dan cinta selalu menarik untuk
dibicarakan.
Cinta.
(baca: cinta dengan titik)
Seperti
ditulis sebelumnya, Cinta. mengisahkan tentang perselingkuhan dengan
tokoh utamanya adalah seorang perempuan yang terjebak dalam hubungan orang lain
dan ia menjadi pihak ketiga.
Ide
menulis Cinta. itu sendiri diakui Bara didapat dari curhatan teman
perempuannya. Dari penuturan temannya itulah, Bara kemudian tertarik untuk
menuliskan kisahnya.
“Di
sini, aku mencoba untuk memberi gambaran yang lebih lengkap dan luas tentang
sebuah kisah perselingkuhan. Aku menceritakan perselingkuhan dari berbagai
sudut: si pelaku perselingkuhan, pihak yang diselingkuhi, dan si selingkuhan
itu sendiri. Tujuannya adalah untuk membuat orang-orang tidak buru-buru
menghakimi orang lain, melainkan introspeksi dulu dan menyadari kesalahan diri
sendiri,” kata cowok kelahiran 9 Juli 1989 ini.
Tantangan
menulis Cinta.
Meski
merupakan buku kelimanya, saat menulis Cinta. Bara mengaku senang karena
telah berhasil menjawab tantangannya sendiri.
“Tantangannya
menulis novel yang lebih tebal dari sebelumnya, dan menulis dengan menggunakan
tokoh utama seorang perempuan. Keduanya belum pernah kulakukan. Dan telah
kulakukan di buku Cinta. ini. Namun, tentu saja masih banyak kekurangan
di sana sini, yang akan kuperbaiki dengan menulis karya berikutnya,” ungkapnya.
Proses
kreatif penulisan Cinta. & segala kesulitannya
“Tak
ada yang istimewa dari proses penulisan Cinta.,” kata Bara. Namun, untuk
mendapatkan hasil yang maksimal mengenai perselingkuhan, Bara melakukan
wawancara terhadap teman-teman sekitarnya yang pernah mengalami perselingkuhan.
“Sesekali
juga, aku melempar pertanyaan ke Twitter lewat akunku: @benzbara_. Setelah
bahan terkumpul, aku memulai menulis outline, lalu menulis draf pertama.
Kira-kira tiga minggu, draf pertamaku selesai. Kemudian aku kirim ke penerbit,
lalu masuklah proses penyuntingan,” ungkapnya.
Tidak
hanya itu, selama menulis Cinta. Bara mengaku tidak menemukan kesulitan
yang sangat berarti. Menurutnya, kalaupun ada hanya sebatas pada bagaimana ia
berpikir layaknya perempuan dan mencari tahu bagaimana perempuan bereaksi
terhadap masalah perselingkuhan.
Penulis
yang produktif menghasilkan karya
Bara
merupakan salah satu penulis yang produktif menghasilkan karya. Terbukti, sudah
belasan karya yang ia bukukan selama rentang waktu 2007—2013, tiga di antaranya
di Bukune, yaitu Kata Hati,
antalogi Cerita
Hati, dan Cinta.. Kira-kira, apa ya yang membuat Bara
produktif menghasilkan karya?
“Aku
percaya bahwa kuantitas akan membawa kepada kualitas. Menulis adalah sebuah
keterampilan, dan untuk menjadi terampil kamu harus rajin berlatih. Aku
berusaha untuk produktif adalah usahaku untuk mengasah kemampuanku menulis dan
membuatku lebih terampil dalam menulis,” katanya.
“Di
samping itu, aku merasa di kepalaku banyak sekali hal yang ingin aku tulis. Dan
mereka telah menunggu, mengantre, untuk aku tuliskan. Aku juga memiliki target
pribadi. Sebelum aku meninggal, aku ingin menulis paling sedikit 40 novel,”
ungkapnya menambahkan.
Bara
& writer’s block
Sudah
sewajarnya jika penulis pernah mengalami writer’s block. Hal itu pun
bisa terjadi pada Bara, khususnya saat ia sedang dalam keadaan lelah—baik
secara fisik ataupun psikologis.
Jika
sudah begitu, apa yang akan Bara lakukan untuk membuat mood-nya dalam
menulis tetap terjaga?
“Yang
aku lakukan jika mengalami kedua hal itu adalah beristirahat atau mencari
hiburan lain selain menulis. Kalau kehabisan ide untuk menulis, biasanya aku
membaca buku-buku. Setelah itu, aku akan mendapat ide lagi untuk menulis. Dan
aku akan melanjutkan tulisanku,” katanya.
Tip
dari Bara tentang penulisan
Di
akhir perbincangan Bukune bersama Bara, ia memberikan sedikit tip bagi kamu
yang ingin menjadi penulis.
“Pertama,
yakinkan dirimu bahwa kamu memang mau berjalan di jalan ini. Menulis. Karena,
kukatakan dengan tegas kepadamu, ini jalan yang tidak mudah dan sama sekali
bukan sesuatu yang bisa diraih dengan instan. Kamu akan kelelahan.
Berdarah-darah. Kehabisan tenaga. Tersandung kerikil di sana sini. Tapi, kalau
kamu memang telah yakin, maka kamu akan menjalaninya dengan senang hati dan
sungguh-sungguh.”
“Kedua,
tekun. Menulis bagus tak bisa dilakukan dalam waktu yang sebentar. Semuanya
butuh latihan dan proses. Bersabarlah dan terus belajar. Terakhir, jangan
pernah menyerah. Kalau orang lain bilang tulisanmu jelek, jangan menyerah dan
teruslah menulis hingga tulisanmu bagus. Kalau kamu mudah menyerah, kusarankan
kepadamu lebih baik mengganti hobi dengan memelihara ikan atau burung. Jangan
menulis,” katanya sambil menutup perbincangan ini. ***
Komentar