[ manuskrip ] sarif & nur
Nyaris setahun yang lalu, editor saya di
penerbit Bukune (sekarang ia sudah pindah ke penerbit GagasMedia, masih satu
kelompok penerbit), Widyawati Oktavia mengirimi saya surel yang isinya tentang
ajakan untuk sebuah proyek novel. Nama proyek tersebut adalah “Love Cycle”. Konsepnya
sederhana: Enam penulis membuat novel yang jika disusun maka akan menjadi
urut-urutan konflik yang biasanya dialami dalam sebuah relationship. Saya mendapat urutan di tengah, yang artinya saya
diminta menulis novel tentang konflik pada saat relationship itu sedang dibangun alias masa-masa pacaran. Dalam
hati saya protes. Pasalnya, pada saat itu saya sedang single.
Proyek ini sebetulnya adalah proyek kedua yang
ditawarkan Iwied (panggilan akrab Widyawati Oktavia) kepada saya. Dengan
berbagai alasan, proyek pertama gagal saya kerjakan. Di proyek “Love Cycle”
ini, saya bertekad untuk tidak mengulangi hal serupa. Maka, saya mulai menulis.
Tahap pertama adalah melaksanakan riset. Saya sempat
melakukan beberapa survey kecil baik offline
maupun online, untuk mengetahui konflik
apa saja yang dialami oleh orang yang sedang in a relationship atau berpacaran. Meskipun saya sendiri juga
mengalami, tapi saya tetap butuh pandangan dan pendapat dari orang lain. Lebih
banyak lebih baik. Saya mengumpulkan hasil survey dan memilih kira-kira konflik
apa yang paling kuat untuk dituliskan dalam sebuah cerita.
Hasilnya adalah: keraguan.
Ya, keraguan. Saya memilih keyword itu sebagai konflik yang paling menarik dan kuat untuk diangkat
ke novel yang akan saya tulis. Menurut saya, ketika dua orang saling jatuh
cinta dan memulai sebuah hubungan, maka mereka akan dilanda keraguan. Lebih-lebih
jika hubungannya baru seumur jagung, keraguan akan mengguncang hati
masing-masing, dan jika tidak ditangani dengan baik keraguan (baik satu pihak
maupun keduanya) dapat menghancurkan hubungan tersebut.
Berikutnya adalah menentukan latar tempat atau setting. Saya memilih Pontianak, kota
kelahiran saya sendiri. Di buku-buku sebelumnya, saya sudah mengangkat setting Yogyakarta (sering sekali) dan
Bali. Saya pernah menulis menggunakan setting
Pontianak namun sebatas cerita-cerita pendek. Saya ingin menulis novel yang
berlatarkan Pontianak. Dan saya kira ini adalah kesempatan baik.
Selain cinta, konflik lain yang saya masukkan
adalah tentang keluarga dan impian. Ada banyak intrik anak-ayah dan anak-ibu di
naskah baru ini. Ada pula masalah-masalah endemik Pontianak yang saya sisipkan
semata untuk memberikan informasi lebih kepada para pembaca.
Saya mulai menulis bab pertama bulan Januari
2014. Diselingi pekerjaan ini dan itu (tahun ini saya memiliki status
karyawan), naskah ini baru bisa saya rampungkan 31 Mei 2014. Karena belum
menemukan judul yang tepat, maka saya mencomot nama tokoh-tokoh utama sebagai
judul sementara. Sarif & Nur, saya menamakan naskah novel baru ini. Panjangnya
36.000 kata. Biasanya, setelah melewati proses penyuntingan jumlahnya akan
bertambah. Saat ini, Sarif & Nur masih saya endapkan.
Seminggu atau dua minggu kemudian baru saya akan mulai melakukan self-editing, dan setelah itu
mengirimkannya ke editor.
Sarif & Nur dijadwalkan terbit bulan Agustus 2014. Jika tidak
ada aral melintang dan proses penyuntingan berjalan lancar, maka bakal novel
ini akan terbit tepat pada waktu yang telah direncanakan. Semoga saja. J
Bara
Komentar
semoga terbit pada waktunya ya kak Bara :)
Semoga sukses, Bang!
Keren bgt ka emz bikin melele
Terus berkarya ka bara ^^
Yang saya ingin untuk novel Bara selanjutnya adalah sebuah tulisan yang bisa digunakan bagi penulis pemula yang ingin jadi novelis aktif seberti Bara bisa belajar banyak hanya dengan membaca. Tidak sekadar "mempermainkan" emosi pembacanya. Itu saja.
Thanks. @pirmansjah
Baiklah. Apa ya yang saya inginkan untuk ada di novel ini?
Tolong berikan cerita ini suatu totem.
Mungkin kalung. Mungkin perahu. Mungkin sumpit. Mungkin ayunan. Mungkin kotak kayu.
Terserah. :))
@poetik__
@SchatzRa
Baiklah. Apa ya yang saya inginkan untuk ada di novel ini?
Tolong berikan cerita ini suatu totem.
Mungkin kalung. Mungkin perahu. Mungkin sumpit. Mungkin ayunan. Mungkin kotak kayu.
Terserah. :))
@poetik__
amiin. sukses selalu bang ^^9 @DhitapermataWU
- @heruka131
@imamabilfida
Coba bikin konflik seperti yang sering di alami hampir semua para pasangan
Seperti LDR atau masalah RESTU ORANG TUA
Sampai pada akhirnya perpisahan
Di tinggal nikah gitu mungkin
Itu deh masukan gue bang
Thanks
@ayuupermatta
Aku sih maunya di novel Syarif dan Nur kak Bara memberikan happy ending.
Hehe. Maafkan kebegoan saya, kak.
twitter: @iszzme
@Nung_khiee
Ditunggu novel selanjutnya ya, Bar.. @sodikkidos
@Gagalkribo
Kalo menurut ku menulis yang agak berbeda kak. Tentang percintaan dan adventure. Pria yang menyukai sekali menjelajah alam dan perempuan yang merasa dinomor duakan karena pria nya lebih sering berpetualang. Tetapi akhirnya perempuan itupun menyukai adventure dan sering menjelajah bersama pria nya. Sewaktu waktu sang pria berhasil mengibarkan sang saka merah putih dipuncak mahameru, tetapi ia meninggal karena hipotermia. Dan klimaks nya perempuan itu kembali tidak menyukai adventure dan mengutuk perjalanan nya selama ini karena ia menganggap adventure itulah yang telah membunuh kekasih yang ia cintai. Sekian
@anggieTRhyu
Pengen deh di novel Bang Bara berikutnya pemeran utamanya adalah sosok badboy yang sebenernya care banget ke semua orang dan seneng ngebantu orang lain, ceritanya tentang "kesabaran mencintai secara diam-diam" atau "kematian", terus endingnya dibikin nggak ketebak gitu.
@zulfianarahayu
@Nung_khiee
@evelinefzh
@bellacasta
Untuk buku (novel) berikutnya saya menginginkan bara mengangkat unsur budaya lokal (Indonesia) yang kental suatu daerah tertentu dalam kisah novel tersebut, temanya tetap "CINTA" saja (boleh disisipkan impian dan keluarga, karena menurutku bara kayanya ga bisa keluar dari cerita romance. Cocoknya emang berada pada jalur romance. Di tunggu karya2 berikutnya ya baraa :)).
Twitter : @dewipadii
@sajakmaniss
Terus, ini opsi kedua (keingin kedua sebenernya), aku pengin Bang Bara bikin cerita dengan si tokoh yang suka musik rock, bisa ceweknya atau cowoknya, sih. Cuma penginnya cewek, tapi gak tomboy atau gak identik gothic menyeramkan gitu.
Jadi kalau digabung, mungkin menghadirikan tokoh editor sekaligus pecinta musik rock will be epic! Plus jangan lupa romance-romance-nya.
Udah gitu aja. Sukses terus, Bang Bara!
(@deasyds)
karena selalu ada harapan disetiap keraguan.
#kuisruth
@kendanatamiz
#kuisruth @JihanJi
Kalo bisa di novel terbaru abg, buat cerita tentang LDR tapi LDR dalam arti beda agama :D
Pasti endingnya seru tuh, tak terduga dan mengesankan.
@Nirmalaa__
@muyassaroh04
@sajak_sekejap
saya ngga minta banyak, saya hanya ingin merasakan "kecintaanmu pada dunia kata" dalam setiap tulisan yang nanti "tercetak"..
@mega_puji
gimana kalo ceritanya ada seorang lakilaki dan perempuan yg dipertemukan karna mimpi mimpi mereka yg menuntun untuk bertemu. tetapi mereka bertemu tidak untuk bersama, si perempuan ternyata mengidap sakit serius dan pada akhirnya meninggalkan lakilaki yg baru mewarnai hidupnya.