Mereka yang Telah Jatuh Cinta
Sudah sebulan sejak buku terbaru saya terbit: Jatuh
Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri. Kumpulan berisi lima belas cerita
pendek tersebut, sejauh ini, ternyata mendapat sambutan yang bisa saya bilang
cukup baik.
Terus terang saja, pada awalnya saya merasa
khawatir. Dapat dikatakan sebagian besar pembaca saya adalah mereka yang
menyenangi kisah cinta. Terutama, kisah cinta yang berakhir manis, seperti yang
saya tulis di beberapa novel remaja saya sebelumnya (Kata Hati, Cinta dengan Titik). Maka dari itu, ketika saya
memutuskan untuk menulis cerita-cerita pendek yang bernuansa gelap, ada sedikit
kekhawatiran, cerita-cerita tersebut kurang disambut baik. Meski kebanyakan
cerita yang saya tulis itu masih bertema cinta, namun saya sadar bahwa Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh
Diri memiliki cukup banyak perbedaan dari buku-buku saya, terutama
novel-novel remaja saya.
Jatuh
Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri, jika saya telisik, mungkin memiliki kesamaan nuansa dengan
kumpulan cerita saya sebelumnya, Milana. Cara
menulis, ambience, tema, gaya bahasa,
keduanya memiliki kemiripan. Meski, pastinya, di buku terbaru saya ada beberapa
perkembangan di sana-sini (setidaknya menurut ukuran saya sendiri).
Setiap hari saya dirundung harapan sekaligus
kecemasan melihat bagaimana buku ketujuh saya ini direspons. Saya
membuka-tutup-buka-tutup halaman buku itu di Goodreads, ingin tahu apa yang
dikatakan para pembaca. Seperti biasa, ada komentar yang menyampaikan kepuasan,
ada juga yang mengutarakan ketidakpuasan. Ini hal biasa, seharusnya. Namun,
entah mengapa kali ini komentar sekecil apapun memberi dampak hebat bagi saya.
Bagaimanapun, karya saya telah dilepas dan kini
giliran pembaca yang mengambil peran dalam perjalanan karya tersebut. Di bawah
ini adalah foto-foto yang saya kumpulkan hasil kiriman pembaca di Twitter. Saya
senang mengumpulkan dan menyimpan foto-foto tersebut, sekadar untuk
mengingatkan saya kembali bahwa masih ada yang membaca karya saya, juga
memberikan saya semangat untuk terus menulis lagi.
Bagi teman-teman yang belum mendapatkan bukunya
dan ingin membeli Jatuh Cinta Adalah Cara
Terbaik untuk Bunuh Diri, buku tersebut sudah tersedia di hampir seluruh
kota besar di Indonesia, seperti: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,
Bandung, Tasikmalaya, Jogja, Magelang, Solo, Purwokerto, Jember, Semarang,
Surabaya, Malang, Aceh, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Pontianak,
Balikpapan, dan Lombok. Pulau Sulawesi belum tersentuh.
Jika kamu menemukan buku saya di toko buku di
tempat kamu tinggal, jangan ragu untuk mengabari saya ya. Saya bisa diraih via
Twitter (@benzbara_), Facebook (Bernard Batubara), maupun Instagram
(@benzbara_).
Terima kasih untuk dukungannya, para pembaca
dan teman-teman sekalian.
Bara
Komentar
Keren bro..
.
nice blog
Obat Herbal Varises
Selamat untuk 'lahirnya' kedunia buku ketujuh kakak. Membuat jatuh cinta memang bukanlah hal yang mudah, namun jika sudah jatuh cinta pada sesuatu hal, termasuk sebuah seni, kita pasti akan selalu berusaha dan tidak akan pernah berhnti untuk menciptakan karya - karya yang baru lagi.
Yang saya suka dari postingan blog ini adalah walaupun Kak Bara mengatakan bahwa Kak Bara cemas terhadap hasil karya kakak, tetapi kakak tetap berkarya dan berusaha untuk membuat kami jatuh cinta pada karya sastra menulis.
Karena, yang paling penting itu adalah kita berkarya.
Terima kasih, Kak :)