Jika Aku Milikmu: Kegagalan dan Penebusan
Di Balik Penulisan “Jika Aku Milikmu”
*
Semuanya
bermula dari ajakan Widyawati Oktavia, editor Penerbit GagasMedia. Kepada saya,
Iwied, begitu kami akrab memanggilnya, ia mengundang untuk menulis satu novel
dalam proyek seri dari GagasMedia bertajuk "Indonesiana". Saat itu,
kalau saya tidak keliru mengingat, adalah penghujung tahun 2012. Ajakan itu
saya iyakan, akan tetapi saya gagal memenuhi tenggat yang diberikan Iwied dan
GagasMedia.
Waktu
itu, saya sudah menulis sebagian dari novel tersebut: sebuah cerita cinta
berlatarkan kota kelahiran saya, pontianak. tokohnya: Sarif dan Nur. Dalam seri
novel tersebut, ada kira-kira enam penulis yang bergabung. Ketika itu, Tampaknya
saat itu manuskrip dari penulis lain sudah terkumpul, sementara saya belum
menyerahkan apapun ke Iwied. Karena merasa tidak dapat merampungkan naskah
dalam waktu dekat, dan lagipula tenggat waktu sudah saya terabas hingga jauh,
akhirnya saya memutuskan untuk mundur dari proyek “Indonesiana”.
Berselang
kurang-lebih satu tahun dari itu, Iwied mengirimi saya surel. Isinya, sebuah
ajakan lain. GagasMedia sedang akan menggarap proyek seri novel baru, kali ini
bertajuk “Love Cycle”, konsep besarnya adalah enam orang penulis menulis
masing-masing satu novel cinta, yang jika konflik utama novelnya dirangkai,
akan membentuk suatu siklus relationship.
Selain karena tertarik dengan konsepnya, saya merasa ingin menebus kegagalan
saya di proyek sebelumnya. Tanpa berpikir dua kali, saya menyanggupi undangan
Iwied untuk menulis satu novel di seri “Love Cycle”.
Tentu
saja saya meneruskan manuskrip sebelumnya yang belum rampung dan pada awalnya
ditulis untuk masuk ke dalam seri “Indonesiana”. Saat itu manuskrip tersebut
berjudulkan nama dua tokoh utamanya: Sarif, dan Nur. Karena konsep seri
novelnya berubah, maka nuansa kontennya pun bergeser. Dari yang tadinya saya
berniat untuk mengisi cerita “Sarif & Nur” dengan banyak aspek budaya
Melayu Pontianak (lokalitas), berubah jadi berfokus pada konflik relationship tokoh-tokohnya, romance-nya, meski cerita tetap
berlatarkan Kota Pontianak.
Saya
memulai pengerjaan “Sarif & Nur” pada Januari 2014. Ketika itu, saya
berstatus sebagai karyawan. Ini kali pertama saya menjadi karyawan, memiliki
jam kantor, dan mau tidak mau membuat pola kerja saya dalam menulis jadi berubah.
Tadinya saya bisa menulis kapanpun, biasanya siang hingga sore hari (walau
sesekali saya menulis pada malam hari). Namun, saat menggarap “Sarif &
Nur”, saya hanya bisa memanfaatkan waktu selepas berkantor, yakni di atas pukul
enam petang.
Selama
enam bulan, saya mendisiplinkan diri, menulis satu halaman demi satu halaman. Dimulai
pada bulan pertama 2014, berakhir pada penghujung Mei 2014. Draf pertama masih
saya utak-atik sendiri karena, seperti biasanya, amat berantakan. Draf kedua
selesai beberapa minggu setelahnya, dan barulah draf tersebut berani saya
serahkan ke Iwied. Manuskrip utuh “Sarif & Nur” (Jika Aku Milikmu) pun resmi
berada di tangan penerbit.
Yang
saya kerjakan berikutnya adalah: menunggu.
Saya
menunggu sambil bekerja sebagai editor di Penerbit GagasMedia, tempat yang juga
akan menerbitkan manuskrip novel terbaru saya ini. Dalam tahap menunggu, saya
sempat menerbitkan satu buku di GagasMedia, kumpulan cerita Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri (cerita tentang proses
terjadinya buku ini dapat dibaca di sini). Barulah ketika tiba pertengahan tahun 2015, ketika saya tidak
lagi bekerja di GagasMedia, saya mendapat kabar terbaru tentang manuskrip
“Sarif & Nur”. Kabar dari Iwied: novel tersebut segera terbit.
*
Tidak
ada hambatan yang begitu berarti dalam pengerjaan novel terbaru saya ini,
kecuali beberapa pertimbangan seputar muatan ceritanya: apakah akan banyak
mengangkat budaya Melayu Pontianak, seperti yang tadinya saya niatkan, atau mengesampingkan
soal lokalitas dan berfokus pada konflik cinta tokoh-tokoh utamanya. Saya
memutuskan untuk melakukan yang terakhir. Yah, sebenarnya bisa-bisa saja
menggarap keduanya. Namun, ada sedikit persoalan yang membuat saya tidak
memilih memperbanyak muatan ‘lokalitas’ di novel terbaru saya tersebut. Tentang
ini, barangkali kita akan membicarakannya lebih panjang di kesempatan lain.
Pendek
kata, Jika Aku Milikmu siap terbit. Awalnya, buku kedelapan saya ini
akan berjudul “I Fall For You”, mengikuti dua buku sebelumnya dalam seri “Love
Cycle” GagasMedia. Namun, di detik-detik terakhir, penerbit memutuskan sedikit
mengubah konsep buku, dengan: 1. Mengubah judulnya menjadi berbahasa Indonesia,
dan 2. Mengubah konsep sampulnya. Jadilah akhirnya buku saya masuk ke dalam “Love
Cycle: Season 2” bersama satu buku dari penulis lain. Versi akhir dan final
buku terbaru saya menjadi berjudul, Jika Aku Milikmu.
Ini
penting untuk disampaikan juga: Saya menyukai perubahan tersebut di atas.
*
Tentang
apa itu isi Jika Aku Milikmu, kamu bisa membacanya di sini. Satu-satunya yang penting saat ini yang ingin saya
kabarkan adalah: Buku ini dicetak hanya 2.500 eksemplar, untuk cetakan
pertamanya. Ini terus terang jauh lebih sedikit dari buku-buku saya sebelumnya.
Sebagian dari jumlah tersebut sudah didistribusikan, dan kini tersedia dan
dapat dibeli di sejumlah toko-toko buku online, seperti dalam daftar di sini. Sisanya, barulah
disebar ke toko-toko buku jaringan di seluruh Indonesia (Gramedia, dan
kawan-kawan).
Apa
informasi penting yang perlu teman-teman ketahui tentang jumlah eksemplar
cetakan pertama tersebut? Yaitu bahwa stok buku yang akan tersedia di toko buku
Gramedia dan teman-temannya akan sangat
sedikit, setidaknya lebih sedikit dari yang sebelum-sebelumnya. Jadi, saran
saya, bersiaplah untuk menyambangi toko buku terdekat, sesaat setelah mendapat
informasi bahwa Jika Aku Milikmu sudah tersedia di sana. Jangan sampai
kehabisan.
Saran
saya, kamu memesan di toko-toko buku online,
untuk menghindari kehabisan stok di Gramedia. Bagi yang memesan secara online, akan mendapatkan Jika
Aku Milikmu edisi bertandatangan resmi, plus selembar stiker dengan ilustrasi manis bertuliskan penggalan
kalimat dari bukunya. Sekali lagi, kamu dapat memesannya di toko-toko buku online di daftar ini.
*
Akhirnya,
saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kamu yang telah membeli dan membaca Jika
Aku Milikmu. Bagi yang belum, jangan sampai kehabisan bukunya ya. Saya
menunggu komentarmu tentang buku tersebut di halaman Goodreads Jika Aku Milikmu.
Bagi yang sudah memilikinya, mention saya
di Twitter, unggah foto kamu dengan bukunya, dan saya akan memasang fotomu jadi
profile picture Twitter saya:
@benzbara_.
Selamat
berburu, dan selamat membaca Jika Aku Milikmu!
~
Bara
Komentar